Monday, December 30, 2013

Filosofi Dua Roda

Orang tua manapun tidak mau melihat anaknya sengsara, menderita, terluka, tersiksa, dan gagal dalam kehidupan. Hampir semua orang tua di muka bumi ini, menyayangi anak-anaknya. Mengapa saya mengatakan hampir? Mengapa tidak semuanya? Ada beberapa orang tua yang sadis membuang anaknya di selokan, menjual anaknya, menyiksa anaknya, hingga membunuh anaknya sendiri. Mungkin ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang tidak mencukupi bagi kebutuhan anaknya, sehingga mereka tanpa berpikir panjang untuk memusnahkan anaknya dari muka bumi. Namun itu hanya sedikit sekali jumlahnya. Tapi kita lihat kebanyakan orang tua di muka bumi ini, menyayangi anaknya, mengasihi anaknya dengan penuh cinta dan ketulusan.

Roda yang kita ketahui pada sepeda motor, rata-rata memiliki dua roda. Yang satu ada di depan, dan yang satu lagi ada di belakang. Roda yang berada di depan sebagai kemudi dari sepeda motor tersebut. Dan roda belakang sebagai penggeraknya. Lalu apa hubungannya dengan orang tua?

Anak adalah titipan yang diberikan oleh Tuhan kepada orang tua. Orang tua sangat berperan dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dari anaknya. Roda depan diibaratkan orang tua yang mengarahkan anaknya untuk ke arah yang lebih baik. Dan roda belakang dianalogikan seorang anak yang menjalani aktifitasnya sehari-hari. Jika keduanya saling bekerja dengan baik, hasilnya akan menjadi buah manis yaitu keberhasilan dan kesuksesan. Sebaliknya, jika salah satu atau keduanya tidak bekerja dengan baik, maka kesulitan akan selalu mengiringi kehidupan keduanya. Dari penjabaran tersebut, kita dapat mempelajari apa arti dari sebuah kerja sama antara anak dan orang tuanya. 


Dalam hal ini, komunikasi sangat penting bagi orang tua dan anaknya. Komunikasi sangat berperan ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi apa yang ia mau, dan ketika sang anak ingin berbagi cerita atau curahan hati (curhat) kepada orang tuanya. Komunikasi ini harus dibangun dengan baik dan utuh agar tidak terjadi miss communication (kesalahpahaman).

Tuesday, November 19, 2013

Surat Terakhir Untuk Ratih

Bel sekolah pun berbunyi. Firman tergesah-gesah memasuki kelasnya. Ketika ia memasuki ruangan kelasnya, ia disambut hangat dengan senyuman dari seorang wanita pujaannya. Ya, Ratih namanya. Posisi Firman dan Ratih duduk sama-sama di tengah baris ketiga dari belakang dan juga baris ketiga dan kedua dari samping kanan.

"Yuk, buruan kita turun ke masjid" kata Ratih diiringi lontaran senyuman.
"He eh. Nanti dulu aku mau taruh tas dulu" jawab Firman.
Ratih meninggalkan Firman di kelas dan menuju masjid yang berada di dalam sekolah.
***

Kegiatan tadarus selesai dan dilanjutkan pelajaran Agama. Ratih duduk sebangku dengan Sari. Firman duduk sebangku dengan Fihkri. Mata Firman agak buram melihat papan tulis, ia mengangkat diri dan segera duduk di bangku kedua dari depan dan duduk bersama Indah. Tak lama ia duduk, Ratih mendekati Firman "Aku duduk sendirian, duduk sama aku yuk".
"Oh, ya udah. Tunggu sebentar" kata Firman.
Tak lama Firman pindah ke tempat duduk si Sari. Sari duduk bersama Ayu.
Pada saat Presentasi yang disampaikan oleh Amel dan kawan-kawan berlangsung, si Andre tiba-tiba berteriak "Cie Firman dan Ratih nempel mele kayak surat dan perangko". Semuanya berkata "Cie...."

Suasana akhirnya dikendalikan oleh guru agama, Pak Abduh. "Udah, udah. Perhatikan yang bicara di depan".
Suasana menjadi kondusif setelah Pak Abduh berbicara. Hingga akhir pelajaran agama, Ratih dan Firman selalu duduk sebangku. Setelah jam pelajaran agama berakhir, Firman keluar kelas dan mendapat informasi bahwa guru olahraga, Pak Agung tidak masuk. Kesempatan ini langsung dimanfaatkan Firman untuk berbagi informasi kepada adik kelasnya. Dan dia juga mengajak Ratih untuk berbagi informasi atau sejenis training.
"Ratih, kan Pak Agung ga ada. Kamu mau ga ikut untuk training lagi bersamaku?" tanya Firman dengan harap.
"Ya udah. Tapi, nanti ya setelah istirahat. Aku arep mangan karo batur-baturku" jawan Ratih dengan logat jawa yang kental.
"Yowis sekarepmu ae lah" kata Firman dengan senang.
***

Jam istirahat berlalu, Firman mendekati Ratih. "Ratih, yuk kita mulai" "yuk"
Ratih dan Firman langsung naik ke lantai tiga. Tepat di kelas XI IPS 4 jam pelajaran kosong. Mereka mengisi jam kosong itu dengan training kilat.
Selama training berlangsung, lempar-melempar senyum tak jarang Firman lakukan dengan Ratih.

Setelah bel perpindahan jam berbunyi. Ratih dan Firman pamit dari kelas itu dan bergegas menuju kelas mereka dengan terburu-buru karena jika terlambat satu langkah dibelakang gurunya yang satu ini, mereka tidak bisa mengikuti pelajaran waktu itu. Untung saja, mereka belum terlambat. Ratih bahagia sekali bisa ikut training dengan Firman.
Selama pelajaran ekonomi berlangsung, semua murid fokus menatap papan puti yang berada di depan dan memperhatikan ibu Rahayu yang terkenal 'Killer' mengajar.
***

Pulang sekolah mereka pulang sendiri-sendiri dan tak biasanya mereka berpisah. Biasanya mereka turun selalu berdua.

Keesokan harinya, Firman tidak masuk sekolah karena sakit. Ratih mengirim pesan singkat kepada Firman "Kamu ga masuk?"
Firman membalas "Iya Ratih, aku sakit. Mungkin beberapa hari kedepan aku tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah". Ratih membalas pesan dari Firman "Hmm. Semoga kamu cepat sembuh ya. Aku menunggu kamu masuk kembali ke sekolah". Firman menjawab "Iya, aku juga nunggu kapan bisa bertemu dengan dirimu lagi".

Firman tak menyadari bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang sukar untuk disembuhkan. Firman mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. Dan dokter memprediksi umurnya tersisa satu bulan lagi. Firman tidak mengetahui hal itu. Ayah dan ibu Firman masih menyembunyikan hal itu karena takut Firman 'Shock' dan menggangu pikirannya.
Selama Firman di rumah sakit. Firman menulis berbagai hal tentang dirinya dan Ratih.
***

Di sekolah, Ratih bertanya kepada teman-temannya. Mengapa selama seminggu Firman tidak masuk sekolah, apakah masih sakit, atau sudah pindah ke kota lain?

Setiap hari Ratih mengirim pesan singkat kepada Firman, tapi tidak dibalas. Akhirnya ia mengajak Indah, Alfi, Amel, Pangestu, Ayu dan Akbar untuk ke rumah Firman. Sesampainya di rumah Firman, mereka melihat keadaan rumah yang sepi dan tak berpenghuni. Mereka bertanya kepada tetangga Firman yang berada di sekitar rumahnya. "Pak, maaf mau tanya. Firman dan keluarganya pada kemana ya pak?" Tanya Indah.
"Firman anaknya Pak Ari? Dia itu lagi dirawat di rumah sakit, de" jawab Pak Gusti tetangga Firman.
"Hmm. Memang dirawat di rumah sakit mana pak?" Tanya Akbar.
"Dia dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, de" jawab Pak Gusti lagi.
"Oh... terima kasih ya pak atas infonya. Kita pergi dulu kesana ya pak" kata Ratih dengan nada yang lembut dan santun.
" Ya, sama-sama"

Sesampainya di rumah sakit. Mereka menemui Firman yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit dan disuapi makanan oleh ibunya.
"Assalamualaikum" salam mereka bersama-sama.
"Waalaikum salam. Eh kalian, ayo silahkan masuk" Ibu Firman mempersilahkan masuk.
"Hai teman-teman" Kata Firman dengan senyum yang pucat pasi.
"Hai Firman" jawab Ratih.
"Gimana keadaan kamu Firman?" Tanya Ayu.
"Alhamdulillah agak membaik. Kalian kenapa hari kamis jenguknya? Kan ada PM Ekonomi dari Ibu Rahayu biasanya" jawab Firman dengan suara yang lemah.
"Iya, kita khawatir sama kamu Firman. Makanya kita tinggalin PM ekonominya" kata Ratih dengan senyum.
"Terima kasih ya semuanya. Kalian memang sahabat-sahabatku yang paling baik" kata Firman.
***

Ketika Ibunda Firman sedang sholat subuh, Firman menulis Surat Perpisahan untuk Ratih. Dan ditaruhnya diatas meja.

Setelah Ibunda Firman selesai sholat subuh, Firman meminta Ibunya untuk menyampaikan surat itu kepada Ratih. Terpaut tiga jam setelah permintaan itu, Firman mengalami sakit yang sangat luar biasa. Ibunda Firman menangis memeluk anak kesayangannya. Akhirnya Firman telah tiada dan pergi ke alam keabadian.
Ibu Firman menjerit histeris karena kehilangan anak tunggal kesayangannya. Ayah Firman memberitahukan kepada semua kerabat-kerabat dan teman-teman Firman melalui pesan singkat dan telepon untuk mendoakan arwah Firman agar diterima di Sisi-Nya. Dan memaafkan segala kesalahannya.

Ratih dan teman-teman datang ke kediaman Firman untuk menyelawat. Ketika Ratih melihat Firman untuk terakhir kalinya, ia meneteskan air mata diatas seonggok badan yang terbujur kaku. Semua teman-teman Firman tak bisa membendung air mata. Ibu Firman menyapa Ratih dan memberikan sepucuk surat terakhir dari Firman untuknya.

Surat itu isinya adalah:

Surat Perpisahan Untuk Ratih
Ratih, jangan menangis ya. Aku sudah tidak sakit lagi kok. Kamu ga usah khawatir. Aku sudah sangat bahagia mengenal dirimu.
Ratih, aku sangat senang bersahabat denganmu. Banyak pelajaran yang aku dapat dari kehidupanmu. Semua yang pernah kita lalui itu akan kukenang dikeabadian. Aku ingin kamu meneruskan apa yang kita lakukan. Training di setiap kelas, berdiskusi bersama, dan berbagi cerita bersama adik-adik kelas. Jaga dirimu baik-baik yah. Semoga kamu bisa mewujudkan cita-citamu dan kedua orangtuamu.

Sunday, August 25, 2013

Impian Gue yang bener-bener impian gue.

Alhamdulillah gue udah menjalani kehidupan ini selama 17 Tahun. Tiga hari lagi gue genap sweet seventeen. Ga kerasa banget yah... turbulensi waktu berputar dengan sangat cepat. Di penghujung sekolah, gue ingin memanjatkan sebaris doa gue kepada Allah SWT.
Impian jangka pendek:
-Ranking 1 lagi di kelas.
-Lulus Ujian Nasional dengan nilai yang memuaskan.
-Membanggakan Orang tua gue.
-Menigkatkan taraf kedewasaan gue, cz gue masih polos kayak anak kecil.
-Yang terpenting di penghujung masa-masa gue menjadi siswa adalah Masuk PELINDO II Salah satu BUMN di Indonesia.
Impian Jangka Menengah:
-Gaji Pertama untuk kedua orangtua gue.
-Mampu bertahan di PELINDO II
-Kuliah dimanapun yang penting Jurusannya MANAJEMEN.
-Investasi Sawah di kampung halaman gue.
-Bahagiakan dahulu orang tua.
Impian Jangka Panjang:
-Insya Allah menikah dengan wanita yang gue impikan selama ini.
-Punya Rumah sendiri.
-Punya Mobil Toyota Vellfire.
-Menjadi General Manager of PELINDO II.
-Dapat memiliki dua motor kegemaran gue Harley Davidson dan Ducati Diavel.
-Touring bareng bokap dan Sahabat gue Jakarta-Bali.
Itu semua bisa gue dapatkan kalo gue:
-Latihan Bulutangkis dan lari marathon.
-Belajar kehidupan di dunia nyata.
-Belajar memahami apa yang orang tua gue mau.
-Belajar menjadi orang dewasa.
-Belajar memahami apa yang orang lain mau.
-Belajar untuk menjadi tegas dan tegar.
Jika Allah mengizinkan, gue siap menjalani itu semua demi impian yang gue mau.

Saturday, August 24, 2013

MATEMATIKA

Siapa sih yang gak kenal matematika???
pelajaran yang membosankan ini, acap kali kita acuhkan bahkan kita sesali mengapa cabang ilmu matematika ini terlahir. Ya, memang strees ya kalo ngebahas banyak rumus matematika yang aneh-aneh.
Tapi kalo dipikir secara rasional, matematika itu NINTING(Ngebosenin tapi penting). Matematika memang mempelajari angka-angka yang di rumuskan.Dimana pun kita berada,matematika selalu mengiringi kita.Tapi, matematika hanya ilmu di bumi bukan ilmu akhirat.
''Tuntutlah Ilmu Yang Mempelajari Kehidupan Alam Semesta Dan Akhirat''.
Ya, nasihat ini hal yang mendasari mengapa gue mengambil tema ini yang cukup Ekstrim,mateatika.Meskipun anak IPS. gue mencoba mengungkap beberapa hal yang ada di pikiran gue :
1. Matematika itu LINTING (Ngeselin tapi penting),bagi para pelajar, memang matematika adalah pelajaran khusus yang gurunya pun harus khusus.Alias yang benar-benar menguasai suasana audiencenya.Matematika kadang kala membuat kita malas untuk mempelajarinya.jangankan untuk mempelajarinya,melihat rumus saja sudah mau muntah.
Orang yang positif selalu mengambil hikmah di balik zemua hal.Matematika adalah pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan kita.Coba kita lihat jari kita,ada berapa? Umumnya ada sepuluh kan? Nah,itu saja sudah menjuru ke matematika. Kalo kita ke pasar, 'bang beeli gulanya dong 1 kilo' perintah itu saja,kita sudah menggunakan matematika bahkan fisika mengenai besaran fisika.

Hey guys,gak usah takut kalo menghadapi ulangan matematika.Bahkan ujian nasional,dibawa santai aja guys,ubahlah paradigma atau pandangan  kalian dari matematika adalah musuh menjadi matematika adalah sahabat,Kalo paradigma itu sudah kita ubah,alhasil semuanya menjadi mudah.jadi,jangan bermusuhan lagi dengan matematika ya ,guys. inget ya, matematika adalah hal yang terdekat dengan kehidupan kita selain  tuhan.

2. Matematika membuat strees,saya akui,kadang matematika membuat orang menjadi stres bahkan sulit tidur. ya,itu semua sudah pernah saya rasakan sebelum saya menulis hal ini.
Pernah saya tidak tidur hanya karena matematika.Saya berusaha untuk tidur,tapi angka-angka yang menghantui otak saya.Membuat saya susah tidur.Dari integral,akar,turunan.metode substitusi,hingga matriks yang belum saya pelajari,menghantui otak saya. Saya turuti apa kemampuan otak saya. Akhirnya saya membangkitkan diri dari tempat tidur,dan mencari buku matematuka dan mengerjakan soal-soal itu dengan benar.Saya juga pernah stres hanya karena tidak bisa menjawab 1 soal.Akhirnya saya tinggal tidur aja itu soal.Keesokan harinya baru saya kerjakan tanpa mencontek dan akhirnya saya temukan jawabanya.Jadi kalo kamu strees menghadapi rumus-rumus matematika yang begitu indahnya kadang meracuni otak, jangan khawatir.Solusinya, istirahat dulu sejenak.Kosongkan pikiran dan rileks kan diri.Apabila kita sudah fres kembali,lanjutkan untuk menjawab beberapa soal matematika yangsudah ditugasi oleh guru.

Tuesday, August 6, 2013

Hari Yang Baru Bagian 3

"Ada apa dikduck?" Sapaan akrab gue terlontar dari bibir manisnya.
"Gini cah, janji dulu ini rahasia yah" sumpah waktu itu gue kayak anak bocah pake rahasia-rahasiaan segala.
"Iya janji" jawab Cahya.
"Hmm... Gue yang jadi admin Filsafat, cah" pengakuan itu terucap hanya kepada Cahya meskipun kawan sebangku gue, Kikoy, udah tau terlebih dahulu.
"Oh... Jadi elo... ebb" Cahya berteriak dan langsung menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

Suasana menjadi hening sejenak, semua yang berada di dalam kelas pada mandangin gue dan Cahya. Mereka mengira gue dan Cahya lagi PDKT. "Cieeee... Jadi elo di belakang gue kayak gini dik?" Terdengar suara dari pintu kelas.
Gue melihat dari kejauhan, ternyata Kartika yang bilang ciee.
"Mami..." kata gue dengan tatapan sok imut.
"...." hening
Cahya masih duduk di depan gue seakan-akan dia curhat sama gue. Padahal gue yang curhat. Ini yang gue suka dari Cahya, bisa jaga rahasia. Sampe sekarang, belum ada yang tau bahwa gue lah yang menjadi admin Filsafat.

Keesokan harinya, lagi-lagi gue mendapatkan kesempatan dan rezeki yang semakin-makin. Hari dimana ada pelajaran Sejarahnya. Gue satu kelompok dengan Cahya, Kikoy, Sari, Neneng, dan Endah. Berhubung Kikoy, Sari, Neneng dan Endah ga masuk, otomatis tinggal berdua, gue dan Cahya. Jujur, ada rasa ga enak juga sih. Dalam hati gue "Ini mau diskusi kelompok atau mau PDKT? Sukung (Suasana Mendukung) banget". Berhubung gue masih satu kelas sama mantan gue, gue manfaatin untuk panas-panasin mantan. Gaya bicara gue ke Cahya agak berbisik-bisik seakan-akan gue terlihat romantis di khalayak ramai. Padahal, yang gue bisikin adalah Pelajaran Sejarah yang sedang dibahas.

Saturday, August 3, 2013

Hari Yang Baru Bagian 2

Dia bernama Cahya Bunga Aristya. Orangnya kalem, ga banyak omong. Entah gue ga tau kenapa dia ga banyak omong. Karena kerendahan hati dan kesederhanaannya lah dia cepat akrab dengan teman-teman barunya. Ibarat motor, dia itu "Ramah Lingkungan". Termasuk gue, setiap gue deket dia, adem banget hawanya. Kalo lu pernah melihat sunset yang bersinar di pematang sawah yang sedang subur, nah kayak gitu. Indah plus adem ayem.

Berbeda dengan kawan gue yang bernama Ali, dia tinggal di daerah Rorotan, tapi sekolah di daerah Tugu. Wajar saja kalo dia hitam, jauh gan. Tapi, si Ali ini udah gue anggap sebagai saudara. Ya pasti lo tau lah kenapa gue anggap saudara. Ya, bener banget, gue dan Ali memiliki kesamaan. Kesamaannya terletak di corak kulit kita yang sama, Ali memiliki kulit bercorak sawo busuk dan gue memiliki corak kulit kuning kebangsat-bangsatan. Kenapa gue jadi ngomongin Ali ya? Astaghfirullah, dosa weh ngomongin orang.

Lanjut lagi ke si Cantik nan jelita, Cahya. Gue pernah dikira cewek sama dia. Ternyata orang yang sesangar gue aja dibilang cewek. Ya, mungkin dari segi bahasa menulis yang gue punya kayak cewek. Maksud dari bahasa menulis adalah gue jadi admin Filsafat (Family Sosial Empat) kelas gue sendiri. Pernah gue pura-pura bego nanya ke Cahya.
"Cah, lo tau ga yang jadi admin Filsafat itu siapa?"
Cahya jawab "Ga tau. Kayaknya sih cewek yang jadi admin"
Muka gue langsung kelipet kayak kertas yang direnyekin.
"Hmm... cewek yah? Tapi siapa?"
"Ya kalo ga cewek ya cowok. Ga tau lah siapa" Cahya menjawab dengan wajah EGP.
"Sini deh cah bentar" gue menyuruh Cahya untuk ke meja gue.

Friday, July 19, 2013

Hari Yang Baru

Pasti tahu dong rasanya baru naik kelas? Ya, memang masih sok-sok jaim gitu. Tapi, lama kelamaan rasa jaim itu hilang tergerus angin waktu. Apalagi kalo udah level terakhir, entah kelas 9 SMP maupun kelas 12 SMA, udah ga ada lagi yang namanya Jaim. Karena udah saling kenal secara mayoritas dari seluruh teman-teman baru yang ada di kelas.

Alhamdulillah, sampai kelas 12 ini, Tuhan masih memberikan kesempatan ke gue untuk melanjutkan kehidupan. Di kelas yang baru otomatis kawan-kawan gue pun baru. Sikap juga harus baru dalam menyikapi kelas yang baru.

Di tahun-tahun sebelumnya, gue merasa bahagia tingkat dewa deh. Gue udah klik banget dengan mereka. Tapi, apa daya, waktu lah yang merubah segalanya. Semua kegiatan yang pernah gue lakuin dengan mereka, kini tinggal lah sebuah kenangan. Dari suka hingga duka di dalam kelas maupun di luar kelas kita jalani bersama.

Di akhir pencarian jati diri ini, gue benar-benar merasakan sebuah pepatah "Kadang-kadang harapan berbanding terbalik dengan kenyataan". Mengapa? Impian gue masuk di kelas Sosial 1 yang notabene kelas favorit di sekolah gue. Kelas Sosialita juga, full colour abis deh tuh kelas. Namun, inilah kehidupan yang harus gue terima. Gue masuk di Sosial 4, kelas yang standar dan biasa aja di mata gue.

Mungkin Tuhan memberikan sebuah cobaan dan gue harus legowo menghadapinya. Ternyata benar, ini adalah sebuah cobaan. Namun, di balik cobaan yang gue hadapi, gue menemukan sebuah hikmah yang tak ternilai harganya. Di kelas Sosial 4 ini gue dipertemukan dengan seorang cewek yang ga biasa menurut gue. Dia bikers yang udah pernah menempuh jarak yang sangat jauh, dari Jakarta sampai Indramayu. It's so amazing banget bagi gue.

Di samping itu gue juga terpukau dengan wajahnya, dewasa pembawaannya, ya dia juga bisa diajak sharing. Dia salah seorang keluarga yang sangat berada, dan keadaannya berbeda jauh dengan gue yang hanya seorang anak dari tukang Nasi uduk.

Monday, July 1, 2013

Life like a Nobita

Nobita. Ya, ia adalah Nobita. Salah satu tokoh dari kartun Doraemon. Ada apa sih dengan Nobita? Mengapa kita harus mencontoh Nobita?

Kalian pasti tau dong Nobita. Ya, dia diceritakan sebagai anak kecil yang bodoh. Kerjaannya hanya bermain dan bermain, tidak mau belajar. Tapi, dibalik itu semua, banyak yang harus kita contoh dari seorang Nobita. Karakter yang harus kita ikuti dari Nobita adalah sebagai berikut:

-Pemberani, dia berani mengambil resiko yang sangat tinggi. Pada saat ia bertarung dengan Guillermin, dia tak gentar dan tidak mundur meskipun lawannya orang dewasa.

-Pecinta Flora dan Fauna. Saat ia berada di negeri hijau, ia bertemu dengan sebatang pohon yang hidup. Pohon itu bernama Kibo, dan ia merawat Kibo ketika Kibo sakit sampai Kibo sehat kembali. Dan pada saat ia menemukan salah satu spesies Dinosaurus, Phisuke, ia mengembalikan Phisuke ke zaman dia berasal, yaitu zaman Kretasius.

-Menepati janji. Nobita pernah berjanji kepada seekor anjing yang berbentuk manusia, Ichi. Walaupun agak terlambat, terpaut seribu tahun setelah ia mengucapkan janji, ia tetap menepati janjinya untuk bertemu Ichi.

-Cerdik. Dibalik kebodohan yang ia miliki di dunia nyata. Namun, ia sangat cerdik di dunia mimpi ketika melawan Kaisar Yourei. Sebelum melawan Kaisar Yourei, ia menaklukan seekor Naga dan menebas kumis Naga tersebut dan berhasil mandi air keringat Naga yang mampu membuat Nobita dapat hidup dua kali.

-Setia kawan. Persahabatan yang terjalin antara Nobita dengan Doraemon, Giant, Suneo, dan Shizuka, sangatlah erat. Di setiap masalah yang menghadang, 5 sekawan ini saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

-Bertanggung jawab. Masih di zaman Kretasius, Nobita benar-benar bertanggung jawab atas kelangsungan hidup Phisuke sampai Phisuke pulang ke tempat ia menetas, yaitu di Jepang zaman Kretasius.

-Petualang yang hebat. Nobita memang senang sekali berpetualang mengarungi Ruang dan Waktu. Semua tempat yang ia kunjungi adalah tempat-tempat yang berbahaya. Namun, ia dapat pulang dengan selamat.

Demikian karakter Nobita yang patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Walau kita mempunyai kekurangan, jangan kita anggap itu sebagai penghambat hidup kita. Tapi, jadikanlah kekurangan itu sebagai pemacu kita untuk lebih bersemangat dalam menjalani hidup.

Sunday, June 30, 2013

Lanjutan BCBA Bagian dua

Walaupun seneng, disamping itu gue berpikir. Dia itu beda sama gue. Gue ga mau hal yang sebelumnya terulang kembali. Tapi apa daya, gue bener-bener cinta sama dia.

Satu minggu setelah gue nembak dia, gue buka Facebook di warnet dan melihat nama Elsa Onika di Chat List gue.
"Elsa" gue memulai percakapan.
Agak lama gue nunggu, akhirnya dibalas.
"Eh, maksud lo apaan pake nembak Elsa? Dia itu beda sama lo. Dia kristen dan lo Islam. Lo berdua ga akan pernah nyatu"
Gue cuma melongo ngeliatin tulisan itu. Lalu, gue punya ide. Gue pancing emosi si hacker Facebooknya Elsa.
"Ah, masa sih. Lo emang ga ngeliat Film Cinta Tapi Beda ya? Bisa aja kali, gue ngedapetin Elsa" gue send kata-kata itu.
"Asal lo tau yah. Dia ga bakal mau sama lo. Kalo dia sampe ninggalin agamanya, sama aja dia ngebunuh ibunya sendiri. Kan cewek yang muslim banyak tuh, kenapa ga cari cewek yang muslim aja? Satu lagi, hanya orang yang goblok yang mau ninggalin agamanya demi cinta"
Dengan pancingan kata-kata tersebut, gue semakin yakin kalo yang ngehack Facebooknya si Elsa ini adalah pacarnya sendiri. Gue mencoba untuk mendinginkan dialog. "Oh begitu. Ya udah woles aja kali. Lagian gue juga nyadar. Kita tuh beda".
Dia membalas "Hmm bagus deh kalo gitu. Sorry, tadi gue agak emosi. Tapi gue ga emosian kok". Jleb aja, nih cowok labil banget. Awalnya bilang emosi, tapi dia ngakunya ga emosian. Gue tutup dialog itu dengan kata-kata "Ya udah kalo lo mau ambil Elsa ya silahkan. Tapi, jaga dia baik-baik dan jangan pernah nyakiti perasaannya".
Dia menjawab "Oke bos".
Sungguh pengalaman yang membingungkan. Gue dikasih pilihan Cinta atau Agama? Tentu saja gue memilih Agama.
Kalo lo jadi gue, lo bakal pilih mana?

Thursday, June 27, 2013

Balada Cinta Beda Agama


Diakhir tahun 2010, gue lagi asyik-asyiknya buka Facebook. Gue lihat di beranda Facebook, ada yang buat status galau abis. Dia diputusin pacarnya menjelang natal. Sedih, itu lah yang ia rasakan saat ini. Gue lihat namanya Dian Astrini. Ternyata dia itu satu sekolahan sama gue. "Ah, kesempatan emas nih" pikir gue waktu itu.

Hal yang pertama kali gue lakuin pada saat itu adalah komentar status yang dia buat tadi. "Sabar ya Dian, ini cobaan yang Tuhan kasih ke lo" . Ga lama setelah gue nulis itu, dia langsung komentar "Iya, andai ada cowok yang bisa membuat bahagia di natal nanti". Pikiran gue semakin yakin untuk bisa ngedapetin dia. Tujuan gue untuk pacaran dia cuma satu yaitu, ingin tahu rasanya pacaran beda agama. Lalu gue buka Chat List, dia sedang online. Di Chat List gue ngobrolin kenapa dia sampe galau gitu. Di ujung perbincangan kita, gue menyatakan perasaan gue. Dia pun langsung terima. "Wah, nembak cewek beda agama ternyata cepat direspon yah... tanpa pikir panjang" pikir gue dengan konyol.

Keesokan harinya, gue ketemu tapi tak bersapa. Itulah cinta monyet, cinta yang masih malu-malu tapi mau. Dan masih gue anggap sebagai permainan biasa. Dia senyum ke arah gue, gue senyumin balik. Di belakang dia banyak teman-teman satu jemputannya yang menertawakan "Cie cie hahahaha". Sampai suatu hari dia sms ke gue "Kapan kamu mau nembak aku langsung?". Jleeb, gue terdiam sejenak membaca pesan singkat itu. Masalahnya selama gue berpacaran sebelum dia, gue belum berani mengatakan langsung alias masih kurang Gentle. Gue bales pesan singkat itu "Ya udah nanti deh hari selasa, istirahat temuin gue di depan perpustakaan".

Bener aja, selesai dia olahraga, dia langsung mencegat gue di depan kelasnya. "Jadi ga nih?" Tanya Dian.
Dengan gugup gue menjawab "Aduhh rame nih, nanti aja ya kalo udah agak sepian".
"Hmm... ya udah deh. Kapan maunya?" Tanya Dian lagi.
"Aku juga belum tau. Nanti kalo aku udah siap, aku kabarin deh" jawab gue dengan meyakinkan.
"Yaaahh...." kata Dian dengan kecewa.
Dua hari kemudian, gue dengan dua orang kawan gue, si Mulyadi dan Sae membagikan buku Pedalaman Materi buat persiapan Ujian Nasional. Gue di perpustakaan menunggu dengan harapan gue bisa ketemu sama Dian. Tapi, Tuhan berkehendak lain, kawannya bilang dia lagi sakit, jadi ga bisa sekolah. Pengen ngejenguk tapi ga tau rumahnya. Gue bingung harus berbuat apa. Galau gue.

Keesokan harinya, hari jumat. Gue mendapatkan undangan untuk mengambil hadiah O2SN Tingkat Kotamadya. Tepatnya di SMP Negeri 30 Jakarta yang terkenal akan sekolah terfavorit di Jakarta Utara. Alhamdulillah, gue dapet uang satu juta tujuh puluh lima ribu rupiah atau setara dengan Rp 1.075.000,-.
Ketika gue balik ke sekolah lagi, udah agak siangan. Jadi, gue pikir untuk langsung pulang aja. Gue menelpon Dian, kenapa dia sama sekali ga merespon sms yang gue kirim. "Hallo" kata gue memulai pembicaraan.
"Ada apa kamu telpon aku?" Kata Dian agak sinis.
"Kamu kenapa sih berubah gini?" Tanya gue.
"Kamu harusnya sadar. Aku nunggu kamu untuk nembak aku secara langsung. Tapi, kamu menggantungkan aku seperti ini" jawab Dian dengan emosi dan menangis.
"Aku bisa jelasin sama kamu. Sebenarnya aku mau nembak kamu hari ini. Tapi, aku diundang sama Suku Dinas Jakarta Utara. Makanya aku belum bisa" kata gue.

Setelah gue menjelaskan semuanya, dia hanya diam tanpa mendengarkan gue lagi. "Ah, ini kan cuma pengen tahu gue untuk pacaran sama lain agama. Tapi kenapa begini ya?" Tanya gue dalam hati. Keesokan harinya dia terus membuang muka ketika gue ketemu sama dia hingga satu bulan tanpa ada dialog apapun. Sampe-sampe gue di delete dari pertemanannya dia. Gue merenung "Apa yang terjadi dalam diri gue? Dia itu beda, kenapa gue masih aja terus mikirin dia? Udah lah, lain kali, gue ga mau pacaran sama lain agama begini".

Jauh setelah gue putus sama Dian, gue berkenalan di Facebook dengan seorang perempuan yang bernama Elsa. Awalnya gue bingung, ternyata dia masih sekelas dengan Dian. Dia juga beda agama sama gue. Gue seorang muslim dan Elsa seorang kristiani. Setelah beberapa jam chattingan sama gue, gue berhasil dapet nomor hp nya dan kita saling berkirim pesan singkat. Hari semakin hari, gue makin kenal sama Elsa. Tanya sana tanya sini yang membuat gue selalu sms dia. Waktu itu gue belum pake Android, makanya gue masih smsan. Tapi, kalo sekarang sih masih.

Sampai suatu hari ketika gue mengambil SKHUN (Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional) selalu bersama Elsa. Sampe-sampe si Dian yang notabene sebagai mantan gue bilang "Eh kok lo berdua deket banget sih? Lo berdua pacaran ya?"
"Ga kok" kata Elsa menanggapi pertanyaan Dian.
Gue bertanya-tanya "Emang gue sedeket itu ya sama Elsa? Padahal kan biasa aja".
"Iya lo deket banget, lo keliatan saling support satu sama lain" kata Angel, kawannya Elsa yang lain.
Tapi semenjak gue lulus, satu-satunya kawan gue yang masih saling support ya cuma Elsa. Dia baik, bisa jadi sahabat, bahkan gue mau macarin Elsa. Lama kelamaan gue merasa ada yang beda dengan Elsa. Gue rasa, ini tuh bukan sekedar pertemanan biasa. Ini lebih dari teman, gue merasakan cinta datang secara tiba-tiba dari Elsa.

Tepat hari raya Nyepi tahun 2013, dia ngajak gue jalan untuk belajar alias privat matematika sama gue. Dan gue rasa, dia tepat banget datang ke gue. Kebetulan, gue bisa matematika. Pas pulang ke rumah gue, Elsa ditanya sama nyokap gue "Sa, emang kamu teman sekelasnya Dicky?"
"Ga bu. Kita cuma satu sekolah" jawab Elsa.
"Terus kenalnya dimana?" Tanya nyokap gue lagi.
"Kita kenalan di Facebook, bu" jawab Elsa.

Dalam percakapan itu gue mikir "Iya juga yah. Temen sekelas gue, bukan. Dulu ga pernah tau. Pas kenal, deket banget". Waktu Elsa pulang, di tasnya ada buku gue yang terbawa. Jadi, sesampainya dia di terminal, dia nunggu gue datang. Nah, untungnya dia mau sabar nunggu gue. Dari rumah gue udah niat mau nyatain perasaannya ke dia. Tapi, ketika gue mandang wajahnya, gue gugup. Lalu, gue balik arah tanpa mengatakan cinta. Dalam hati, gue ngomong sendiri "Dicky, lu itu cowok, masa lu ga berani nyatain cinta. Itu sama aja lu punya mental yang cemen". Setelah gue berpikir demikian, gue balik arah lagi mengejar dia yang belum naik angkot.
"Elsa..." teriak gue dari kejauhan.
"Ya ada apa? Kok balik lagi?" tanya Elsa.
"Hmm... anu. Ada yang mau gue omongin" waktu ngomong ini, gue gugup banget. Sampe-sampe muka gue yang hitam ini berubah menjadi merah.
"Apa dik?" Jawab Elsa.
"Hmm..." gue masih gugup.
"Apaan?" Tanya Elsa dengan greget nungguin gue jawab.
"Gue sayang sama lu, sa" akhirnya, kata-kata yang terpendam dalam hati gue, keluar juga.
"Ya Tuhan. Dicky..." Elsa tak menyangka gue mengucapkan kata-kata itu.
"Ya udah. Gue udah lega. Gue sekarang pulang yah" kata gue.
"Ya hati-hati ya. Makasih ya udah ngajarin gue Matematika" kata Elsa .

Lalu gue cabut dengan sepeda gue, dengan harapan dia mau jadi pacar gue. Ga lama setelah gue sampe rumah, dia update status di Facebook "Thx ya dicky yang udah ngajarin gue matematika". Senengnya yang gue rasa bukan main rasanya.

Walaupun seneng, disamping itu gue berpikir. Dia itu beda sama gue. Gue ga mau hal yang sebelumnya terulang kembali. Tapi apa daya, gue bener-bener cinta sama dia.

Satu minggu setelah gue nembak dia, gue buka Facebook di warnet dan melihat nama Elsa Onika di Chat List gue.
"Elsa" gue memulai percakapan.
Agak lama gue nunggu, akhirnya dibalas.
"Eh, maksud lo apaan pake nembak Elsa? Dia itu beda sama lo. Dia kristen dan lo Islam. Lo berdua ga akan pernah nyatu"
Gue cuma melongo ngeliatin tulisan itu. Lalu, gue punya ide. Gue pancing emosi si hacker Facebooknya Elsa.
"Ah, masa sih. Lo emang ga ngeliat Film Cinta Tapi Beda ya? Bisa aja kali, gue ngedapetin Elsa" gue send kata-kata itu.
"Asal lo tau yah. Dia ga bakal mau sama lo. Kalo dia sampe ninggalin agamanya, sama aja dia ngebunuh ibunya sendiri. Kan cewek yang muslim banyak tuh, kenapa ga cari cewek yang muslim aja? Satu lagi, hanya orang yang goblok yang mau ninggalin agamanya demi cinta"

Dengan pancingan kata-kata tersebut, gue semakin yakin kalo yang ngehack Facebooknya si Elsa ini adalah pacarnya sendiri. Gue mencoba untuk mendinginkan dialog. "Oh begitu. Ya udah woles aja kali. Lagian gue juga nyadar. Kita tuh beda". Dia membalas "Hmm bagus deh kalo gitu. Sorry, tadi gue agak emosi. Tapi gue ga emosian kok". Jleb aja, nih cowok labil banget. Awalnya bilang emosi, tapi dia ngakunya ga emosian. Gue tutup dialog itu dengan kata-kata "Ya udah kalo lo mau ambil Elsa ya silahkan. Tapi, jaga dia baik-baik dan jangan pernah nyakiti perasaannya".
Dia menjawab "Oke bos".
Sungguh pengalaman yang membingungkan. Gue dikasih pilihan Cinta atau Agama? Tentu saja gue memilih Agama.

Kalo lo jadi gue, lo bakal pilih mana?

Tuesday, June 25, 2013

Denah Lokasi Pantai Marunda

Dari rumah saya yang terletak di Kali baru cilincing untuk sampai di pantai tersebut memakan waktu sepuluh menit. Dari rumah saya keluar ke jalan Cilincing Baru terus ke Timur lalu belok ke arah selatan jika sudah sampai di pertigaan Krematorium Cilincing belok ke arah Lestari Cilincing.
Terus mengikuti jalan yang mengarah timur lalu jika sudah sampai jembatan sebelum jembatan BKT, lalu belok ke utara ada jalan yang menuju STIP dan rumah Pitung.

Deskripsi Pantai Marunda

Pantai ini terletak di Jakarta Utara Kecamatan Cilincing. Di sekitar pantai marunda terdapat Masjid Al-Alam yang sering disebut Masjid si Pitung. Selain itu, tidak jauh dari pantai juga terdapat Cagar Budaya Rumah si Pitung.

Penduduk setempat:
Mata pencaharian penduduk setempat adalah nelayan dan ternak hewan laut (Kerang, Ikan dan sebagainya). Pendapatannya tak tentu, tergantung cuaca dan angin di sekitar pantai. Oh iya, mereka juga berdagang aneka makanan laut dan juga makanan ringan. Sangat disayangkan, di bawah rumah panggung yang mereka buat, banyak sampah yang berserakan. Mereka tinggal di atas tanah sengketa yang sewaktu-waktu dapat diambil alih oleh pemiliknya.

Dampak Kenaikan BBM bagi warga setempat:
BBM sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat nelayan Marunda, mereka yang biasanya membeli harga solar dengan uang Rp 4.500,- sekarang membeli dengan harga Rp 5.500,- per liter. Lalu, bagaimana jika per hari dengan 10 liter solar? Mereka harus menambahkan Rp 10.000,- per hari. Jika sebulan mereka harus menambahkan Rp 300.000,- . Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dijanjikan oleh belum bisa mencukupi kekurangan yang harus terpenuhi oleh masyarakat. Masyarakat mengharapkan di masa mendatang pemerintah lebih bijak lagi untuk menentukan keputusan yang berdampak bagi seluruh masyarakatnya.

Pantai marunda

Monday, June 10, 2013

Orang Gila Berjenggot Tebal.

Masa-masa sebelum Ujian Nasional ada acara Istighozah yang diselenggarakan sekolah gue. Tujuannya supaya siswa-siswi yang ada di sekolah gue mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan soal. Tepat di hari Jum'at acara itu diselenggarakan.

Gue, Arif, Ryan, dan Sandi berangkat ke sekolah bareng. Kita sengaja melambatkan diri supaya ga terlalu lama untuk beristighozah. Soalnya, kalo doa bersama gitu lama banget dan bikin gue bete.

Mungkin ini tulah atau semacamnya, Allah mengirimkan cobaan untuk kita melalui seorang pria. Waktu kita berangkat dan melewati kantor kecamatan, kita melihat orang tua yang sangat menyeramkan. Dengan membawa tongkat di tangannya dan juga jenggot yang lebat menutupi seluruh mulutnya. Gue heran ketika Arif dan Sandi ketawa-ketawa kecil melihat pria tersebut. Gue ga ngerti sama sekali apa yang mereka tertawakan. Ketika pria itu mendekati gue sambil berjalan, pria itu menonjok bokong gue lalu gue respon "Bukan saya pak yang ngataian bapak" dengan wajah yang ketakutan. Tanpa ada kata, dia mengorok seperti seekor babi "Ngrooookkk". Gue langsung ngibrit ngikutin kawan gue yang udah duluan sampe pangkalan mobil angkutan.

Arif memulai pembicaraan di dalam angkot "Dik, lo ga tau tadi siapa?" Tanya Arif dengan nafas terengah-engah karena kelelahan setelah lari dari orang tua tersebut. "Gue ga tau, rip. Emang dia itu siapa?" Gue tanya balik Arif dengan heran. "Itu Mandak kan, rip?" Tanya Sandi. "Ya san" jawab Arif. "Oh, yang lu bilang Mandak-mandak itu dia?" Tanya gue. "Ya dik. Lagian lu kayak orang bego. Orang gila lu ajakin ngobrol" kata Arif sambil ketawa. "Hahaha Anjiir. Lu ga ngomong sih kalo itu Mandak. Kalo gue tau itu si Mandak, gue bakal lari duluan, rip" kata gue sambil ngeliatin orang gila yang tadi nonjok gue menyebrang jalan.

Hal ini membuat gue trauma setiap kali gue melewati daerah itu untuk lari sore sekaligus berangkat sekolah. Karena itu adalah satu-satunya akses jalan tercepat dan terdekat untuk nyampe pangkalan angkot. Setiap gue lewat situ, gue selalu mempercepat langkah gue. Dengan harapan ga bertemu Mandak lagi.

Sunday, June 9, 2013

Impian Gue part 2

Lalu setelah bel pulang gue bercermin. Dengan pedenya gue masuk kamar langsung bercermin. Baru gue liat cermin dengan waktu 0.5 detik gue langsung menjauhi cermin itu. "Apa yang gue lihat tadi?" Tanya gue dalam hati. Perlahan gue melihat cermin itu lagi. Dengan menutup mata dan agak perlahan, gue memberanikan diri untuk membuka mata. "Ya ampun. Ke mana muka gue yang dulu?" Kalimat itu yang keluar dari mulut gue. Tanpa sadar gue menginjak jebakan tikus yang sudah terpasa di kaki gue. "Huaaaaahh...." Teriak gue. Tapi, tidak ada yang menggubris sama sekali. Hari itu memang gue mendapatkan percobaan yang bertubi-tubi. Dari ejekan sampe jebakan.
Selama gue jadi anak tunggal, gue ini terganteng diantara kakak dan adik gue. Tapi mengapa sekarang almamater kegantengan gue hilang? Ada apa ini? Sudahlah.
Setiap gue lihat ada orang yang lebih ancur daripada gue, gue bersyukur dalam hati "Syukurlah, ternyata masih banyak orang yang lebih hancur daripada gue".
Sebelum gue duduk di kelas XI ini, ada yang senasib sama gue. Kawan gue yang bernama Ali Akbar, ya beda tipis lah sama gue. Bagaikan pinang dibelah blender (Ancur dong haha).
Gue liat Ali itu bagaikan saudara senasib sepenanggungan gue. Kita memiliki tingkat kehancuran wajah yang sama. Makanya setiap gue ketemu Ali, gue selalu rendah hati dan merasakan apa yang Ali rasakan. Sama-sama mendapat predikat yang sama yaitu; jelek.
Ngomong-ngomong tentang impian, cita-cita gue waktu kecil gue mau jadi Profesor Salju atau yang akrab disapa Santa Clause. Jadi Santa Clause itu ternyata pekerjaan yang asik. Dia nganterin hadiah-hadiah kepada anak-anak di selurug dunia ketika menjelang natal. Udah gitu dia punya jenggot albino yang membuat anak-anak ingin mengemut dan memakannya sebagai gulali. Udah gitu dia ga pernah olah raga sampe-sampe perutnya buncit kaya tabung gas tiga kilo. Tapi itulah impian gue waktu kecil yang bener-bener ngaco dan freak banget.
Waktu menjelang kenaikan kelas 1 SMP ke kelas 2 SMP, gue bercita-cita kalo dewasa nanti gue mau jadi penyanyi. Gue terinspirasi dari pencarian bakat menyanyi Indonesian Idol. Setiap kali gue nyetel musik, gue selalu ikut nyanyi seakan-akan gue duet sama penyanyi aslinya (padahal mah engga). Sampe-sampe ada yang mengkritik dengan komentarnya yang sangat pedas "Dik, lo nyanyi emang bagus. Tapi, lebih bagus lagi lo diem". Komentar lain datang dari sahabat gue si Arif  "Dik, lo kan jago nyanyi, kenapa lo ga jadi tukang becak aja?" Itu komentar yang sangat-sangat ngaco plus goblok. Dari dua komentar itu, gue patah semangat untuk meraih cita-cita sebagai penyanyi profesional.
Bulan demi bulan silih berganti hingga gue masuk Sekolah Menengah Atas. Di kelas satu SMA gue berantusias dan berambisi untuk menjadi seorang anak Alay yang notabene ga punya tujuan hidup sama sekali. Tapi, yang gue tiru dari anak Alay adalah gaya bicara dan tulisannya yang super duper ngebikin orang sakit mata. Bahkan gue pernah bangga jadi anak Alay dan mendapat kritik yang sangat membuat gue menjadi malu menjadi anak Alay "Ih jadi anak Alay kok bangga. Najis gue mah" itulah komentar yang membuat gue melepas almamater keAlayan gue.
Di jenjang yang selanjutnya, kelas 2 SMA ini gue bercita-cita menjadi seorang Magister Management lulusan Universitas Negeri Jakarta. Rintangan silih berganti datang, dari yang ringan sampe yang mendekati sulit. Tapi, itulah hidup dimana kita harus berusaha di setiap kesempatan datang.

Impian gue

Siang itu gue lagi di kantin nungguin kawan gue beli makanan. Ga lama gue nunggu, Dhana langsung naik ke lantai tiga. Ruang kelas gue terletak di sebelah timur dan paling ujung. Suasana siswa-siswi IPS yang identik dengan keriuhan dan kegaduhannya mewarnai hari-hari gue. Tapi, IPS di sekolah gue patut diacungi jempol, gimana engga? Secara matematikanya lebih baik daripada kelas IPA.

Gue sih seneng masuk IPS. Soalnya cita-cita gue untuk jadi SE itu ada di jurusan IPS.

Gue memang memiliki kelebihan dibandingkan kawan-kawan gue. Salah satunya adalah keanehan gue sampe sekarang yang belum bisa gue hilangkan. Dari kelakuan sampe bentuk wajah gue pun aneh. Kelakuan gue yang aneh ini membuat kawan-kawan gue selalu menghibur alias mengejek gue.

Meskipun begitu, gue tetap pede bagaimana pun sikap gue selama ini. Prinsip yang gue teguhkan selama ini adalah prinsip yang salah. Prinsip yang gue jalani adalah "Jangan balas keburukan dengan keburukan pula. Tapi balaslah dengan senyuman dan prestasi". Kalimat itu terus gue pegang sampe akhirnya gue merasa bete.

Awalnya sih emang belum begitu parah. Namun, akhir-akhir ini kehidupan gue dijadikan sebuah Meme Comic yang seperti ini; Ceritany gue lagi ngobrol sama nyokap gue yang notabene seperti anak manja.
Gue: Mah, aku emang jelek ya?
Nyokap: Ga kok.
Gue: Lalu apa kalo bukan jelek?
Nyokap: Kamu itu bukan jelek. Tapi, belum saatnya untuk ganteng.

Dari cerita itu gue jadi bingung untuk mengambil sikap. Kalo gue tegasin, dibilang tempramental. Kalo gue diam, makin diejek. Galau gue.

Hari demi hari gue lewati dengan penuh ejekan. Yang gue alami sekarang adalah rasa sakit yang tertahan pikiran untuk bertindak. Emang sejelek apa sih gue? Sampe-sampe dibilang terus-terusan begitu.

Friday, May 10, 2013

Kisah seorang bintang sekolah Part 3

"Waduh, sorry banget Bay. Gue lagi tidur siang, eh lo dateng. Ini siapa, Bay?" Kata Fredy, pemilik kamar apartemen itu. "Oh, ini Ardi. Dia kawan satu kampus gue" jawab Bayu. "Oh iya lo pada mau minum apa? Nanti gue bikinin" kata Fredy sambil jalan menuju dapur. "Gue air dingin aja bang. Lo mau minum apa, Ar?" Tanya Bayu kepada Ardi. "Gue air dingin aja lah sama kayak lo" jawab Ardi.

"Oh iya, lo tunggu sini, Ar. Gue mau ngomong dulu ke bang Fredy" ucap Ardi mengangkat tubuhnya dari sofa. "Ya udah terserah lo" jawab Ardi dengan polos. Setelah sampai di dapur, Bayu berbisik ke Fredy "Bang, gue ngajak dia ke sini untuk dijadiin pengedar kelas kakap kayak lo. Lo setuju ga?". "Ya gue sih setuju aja, tapi harus di test dulu. Nanti keluar dapur gue bawain ekstasi deh buat dia" jawab Fredy.

Setelah berbincang-bincang, mereka berdua keluar membawa tiga gelas air dingin dan satu kantung plastik pil ekstasi. "Waduh... jadi ngerepotin nih bang. Makasih ya" ucap Ardi. "Iya, woles aja sama gue. Oh iya nih, gue punya suplemen nih buat lo. Lo cobain dah, lo pasti langsung suka deh sama tuh suplemen" sahut Fredy sambil memberikan kantung plastiknya ke Ardi. Dengan polosnya Ardi langsung meminum obat-obatan yang haram itu. "Gue coba ya bang" kata Ardi.

Ardi meminum obat-obatan terlarang itu tanpa curiga sedikit pun. Beberapa saat setelah Ardi meminum obat yang dianggap suplemen tersebut, Ardi merasakan hal yang beda pada pikirannya. Kepala Ardi bagaikan melayang melintasi cakrawala, badannya pun merasa lemah dan akhirnya terjatuh di sofa yang ia duduki.

Monday, May 6, 2013

Kisah bintang sekolah part 2

"Ardi, tunggu dulu dong" suara yang terdengar dari kejauhan. "Ya, ada apa, vir?" tanya Ardi dengan wajah yang elok dipandang. Dengan tergesa-gesa dan rasa malu, akhirnya Vira menyatakan perasaannya "Lo ga peka banget sih. Selama ini tuh gue suka sama lo. Tapi kenapa lo ga pernah peka?" Ucap Vira. "Bukannya gue ga peka, vir. Gue tuh mau fokus sama impian gue. Gue ga mau impian gue hilang dan tenggelam dengan cinta" jawab Ardi menolak. "Bukalah sedikit hati lo untuk gue. Gue capek nungguin lo untuk dateng dan bilang cinta ke gue" kata Vira dengan air mata yang membasahi pipinya. "Maaf ya, vir. Gue beneran ga bisa nerima lo" ucap Ardi sambil meninggalkan Vira.

Satu bulan kemudian Ardi memulai kegiatan bersama teman-teman barunya di UNJ. Selama di SMA, dia jarang sekali bergaul. Dia tidak tau mana teman yang baik atau yang buruk. Di perguruan tinggi itu, ia berteman baik dengan Bayu. Ardi dan Bayu memiliki jalur yang sama, yaitu Bahasa dan sastra Indonesia. Namun, Ardi belum mengetahui betul watak Bayu seperti apa.

Ketika mata kuliah sudah selesai, mereka meninggalkan kampus dan menuju ke sebuah apartement di bilangan Jakarta Pusat. Setelah memakan waktu 1 jam, mereka sampai di depan ruangan apartemen yang pintunya masih tertutup. "Bang, ini gue Bayu sama kawan gue" teriak Bayu di depan ruangan itu. "Bay, apa-apaan sih lo. Ini tuh apartemen, bukannya hutan. Loe seenaknya aja teriak, kalo yg lain terganggu gimana?" Bisik Ardi. "Alah.... peduli amat sama tetangga" ucap Bayu tidak peduli.

Lima menit kemudian, seorang pria keluar dari ruangan yang ditunggu Ardi dan Bayu. Lalu, pria itu mempersilahkan Ardi dan Bayu untuk masuk ke apartemennya.

Kisah bintang sekolah part 1

Tepat di depan layar monitor, dan diselimuti dengan cahaya lampu yang tergantung di kamar, seorang anak remaja yang bernama Ardiansyah Bakti teriak-teriak kegirangan. Kesengan yang ia dapati dari pengumuman kelulusan Ujian Nasional yang di posting ke internet. Terpampang jelas nama Ardiansyah Bakti lulus Ujian Nasional dengan perolehan nem 59.85. Nilai yang sangat fantastis itu tidak semerta-merta keberuntungan belaka. Belajar dan belajar, itulah yang ia jalani untuk mendapatkan nilai yang fantastis itu.

Ardi lalu keluar kamar dan memberitahukan kepada ibunya. "Bu, aku lulus" ucapan Ardi yang membuat ibunya menangis haru. "Alhamdulillah, doa ibu selama ini diwujudkan gusti Allah" kata ibu sambil merangkul buah hatinya. "Andai saja ayah ada di sini ya, bu. Ayah akan senang mendengarnya" hati Ardi berbicara.

Ardi adalah seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika percobaan penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100, yang menabrak tebing di Gunung Salak, Bogor. Semenjak kepergian ayahnya, dia hanya tinggal dengan ibunya yang berprofesi sebagai Guru SMP di bilangan Jakarta Timur.

Impian Ardi untuk mendapatkan nilai yang fantastis, sudah tercapai. Target selanjutnya, Ardi ingin masuk ke Universitas Jakarta (UNJ). Dengan nilai yang demikian, Ardi masuk UNJ tanpa tes dan memilih Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Impiannya sebagai ahli Bahasa Indonesia yang mengantarkan ia untuk memilih jurusan tersebut.

Dalam pergaulan, Ardi memang dikenal sebagai 'Kutu Buku'. Dia jarang sekali bermain dengan teman-teman sebayanya. Ketika ada tugas kelompok yang memaksakan dia untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Dalam urusan percintaan pun demikian. Walaupun dia seorang yang rupawan, dia tidak ingin ada seorang wanita kecuali ibu dan guru-gurunya, mengganggu konsentrasi belajarnya. Ketika Ardi menjelang pulang, seorang wanita menghampirinya. Wanita itu adalah Vira. Gadis cantik sekaligus sampul majalah Remaja. Vira mengutarakan perasaanya kepada Ardi.

Friday, April 19, 2013

Fisika dalam kehidupan


Alasan mengapa gue mengambil pelajaran fisika yaitu gue ingin mengeksplorasi pengetahuan gue di dunia Fisika. Walaupun gue anak IPS yang notabene berbeda jauh dengan pelajaran yang gue pelajari. Banyak hal-hal yang diajarkan dalam pelajaran Fisika mengenai kehidupan nyata. Banyak juga pesan yang tersirat dalam materi-materi yang diajarkan dalam pelajaran Fisika. Oke kita mulai belajar mengilhami apa pesan yang tersirat dari pelajaran Fisika tersebut, materi-materinya adalah:
A.    SO (Satuan standar Orang tua)
Biasanya pelajaran Fisika mengajarkan tentang SI (Satuan Internasional). Tapi dalam kehidupan, adanya SO karena orang tua memiliki kriteria dan standarisasi tersendiri kepada anaknya. Kita dapat mengetahuinya dengan bagaimana cara orang tu mendidik kita.
Orang tua yang ingin menjadikan anaknya sebagai sosok yang keras dan pantang menyerah, biasanya cara mendidik orang tua terhadap anaknya dengan keras dan tak mengenal kata manja. Sebaliknya, orang tua yang memanjakan anaknya, anaknya akan kurang ajar dan semena-semena terhadap orang tuanya.
Disamping itu orang tua biasanya membuat rumus untuk membagi uang jajan yang tepat kepada anak-anaknya. Contoh dari model rumusnya adalah:
n/a x UJ

          Keterangan:
            n = umur anak yang kesekian
            a = umur anak yang tertua
            UJ = uang jajan anak yang berumur a
Maksud dari rumus ini untuk menghindari kecemburuan sosial diantara anak-anaknya. Coba kita terapkan rumus ini. Misal: Anak tertua dari seorang bapak X kepada anaknya yang berusia 15 tahun adalah Rp. 30.000.00,- Berapa uang saku yang harus diberikan kepada anaknya yang berusia 8 tahun dengan tepat?
Jawab:
n/a x Rp. 30.000.00,- = Rp. 15.900.00,- yang dibulatkan menjadi Rp. 16.000.00,-

B.     Vektor Pergaulan
Orang tua kita harus mengetahui siapa orang yang ada di dekat kita (teman) dan bagaimana sifatnya. Kita sebagai anak harus memberitahu bagaimana sifat kawan-kawan kita kepada orang tua kita. Supaya orang tua dapat member saran yang tepat untuk pergaulan kita.
Jangan malu untuk dibilang Kuper (Kurang Pergaulan). Masih banyak kok orang yang mau berteman dengan kita selain orang yang udah bilang kita Kuper. Mending dibilang Kuper daripada dikatain Brandal.
Tentukan dan filter arah vector pergaulan kamu dari sekarang agar kamu tidak menyesal dikemudian hari. Mending mencegah di awal daripada harus menyesal di akhir cerita.
C.     Gaya Pergaulan
Masih ingat rumus gaya, kan? F aksi = -F reaksi. Rumus ini diperkenalkan oleh Isaac Newton. Rumus ini juga yang tepat untuk menjalani kehidupan.
Setelah kamu menyaring Vektor pergaulan, kamu juga harus memerhatikan Gaya pergaulannya. Sebab gaya pergaulannya ini dapat menentukan kehidupan masa depanmu dan masa depan kedua orang tua mu.
Gaya pergaulan yang tepat untuk generasi muda adalah belajar mengenali diri sendiri. Belajar untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Apa potensi yang tertanam dalam diri kita. Ke mana tujuan kita nanti. Itu semua harus dipelajari dari sekarang. Sebab jika jika kita mengetahui diri kita sendiri, hidup akan menjadi mudah.
D.    Tantangan GLB dalam mencapai cita-cita dan GMB dalam hubungan

Dalam mencapai cita-cita kita harus fokus kepada satu tujuan. Alasan mengapa saya memilih GLB daripada GLBB, karena saya GLB sifatnya lebih stabil. Sedangkan, GLBB sifatnya dinamis atau berubah-ubah.
Kestabilan fokus untuk meraih cita-cita sangat diperlukan. Sebenarnya GLBB juga tidak apa-apa, tapi GLBB yang selalu naik kecepatannya. Dengan kata lain, semakin hari semakin besemangat dalam meraih prestasi.
Kita beralih ke GMB dalam hubungan. Usahakan hubungan kita dengan orang tua agar tetap harmonis dan terjaga, supaya kita selalu didoakan dan diridhoi oleh orang tua kita.  Sehingga dengan mudahnya kita meraih prestasi.
E.     Optik terhadap orang tua
Ini pesan gue: Ketika kita kesal dengan orang tua kita, sebaiknya ingat-ingat momen-momen kebahagiaan kita bersama orang tua. Tujuannya adalah agar kita tersenyum selalu sewaktu kita melihat orang tua kita.
Berpikirlah positif kepada orang tua kita agar semuanya berjalan dengan baik.
F.      Keseimbangan hidup yang tegar

Hidup ini harus seimbang. Tidak berlebihan, sesuai dengan kebutuhan seperti prinsip ekoefisiensi. Tidak condong ke pendidikan formal dan tidak condong juga ke pendidikan informal. Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan yang ada di dalam kehidupan dan pikiran kita.
Kalo kita hanya mengandalkan otak kanan saja, kita akan merasakan kejenuhan dalam belajar. Sebaliknya, kalo kita hanya mengandalkan otak kiri saja, kita kurang memiliki wawasan (ilmu pengetahuan). Maka dari itu keseimbangan diperlukan.
Nah, kalo kita hanya memikirkan yang ada di dunia, hidup kita tidak akan tenang dan tidak berkah. Sebaliknya, kalo kita hanya berdoa dan berdoa saja tanpa berusaha, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Dalam hal ini keseimbangan dunia dan akhirat sangat diperlukan agar hidup kita tegar menghadapi rintangan kehidupan.
G.    Menghadapi Gelombang masalah kehidupan

Setiap manusia pasti memiliki masalah. Masalah yang terkadang datang bertubi-tubi membuat kita banyak pikiran dan stres. Tapi masalah itu dapat diselesaikan dengan ketenangan.
Masalah sering kali kita gambarkan seperti gelombang. Ada dua jenis gelombang masalah, yaitu:
1.      Gelombang masalah Transversal
Gelombang masalah ini digambarkan dengan sebuah bukit dan lembah. Gelombang masalah ini termasuk gelombang masalah yang ringan untuk dihadapi. Contohnya: Badmood, masalah diri sendiri yang dapat diselesaikan oleh diri sendiri tanpa bantuan orang lain untuk menghilangkannya.
Cara mengatasi masalah ini adalah meluruskan hal-hal yang mengganjal dalam kehidupan supaya hal-hal yang menjadi ganjalan itu hilang.
2.      Gelombang masalah Longitudinal
Nah, gelombang masalah yang satu ini merupakan gelombang masalah yang tersulit. Dilihat dari gambarnya, gelombang ini memiliki kerapatan dan kerenggangan yang fluktiatif. Kadang-kadang masalah menjadi tegang, terkadang masalah juga menjadi ringan. Contohnya: kasus yang berlarut-larut di sekolah yang kita buat. Itu sangat sulit diselesaikan. Makanya kalo kamu ingin berbuat kasus, mikir-mikir dulu deh.
Cara mengatasi gelombang masalah Longitudinal adalah bersabar menghadapi setiap masalah yang datang ke arah kita. Karena sifatnya dinamis, kesabaran dan keuletan untuk mengatasi masalah ini sangat diperlukan.
Sebenarnya semua masalah itu dapat diatasi dan diiringi dengan ketenangan. Karena, apabila suatu masalah akan selesai jika penyelesaiannya tidak menggunakan kekerasan dan kepanikan. Nah, itu kembali lagi kepada diri kita masing-masing, bagaimana menyikapi masalah dengan tepat tanpa mengundang masalah yang lain.

Dendam Positif


Pada 28 Agustus 2005, tepat 1 hari setelah ulang tahun gue. Bokap ngajak gue ke gedung olahraga yang ada di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Maksud dari kedatangan gue dan bokap gue ke GOR itu adalah survey kegiatan PB GRKC. Tujuannya untuk mendaftarkan gue ke Club bulutangkis itu. Gue ngeliatin anak-anak yang udah masuk di situ jago banget. Sampe-sampe gue melongo ngeliatinnya.
            Seminggu kemudian gue dimasukin ke PB GRKC. Gue sama bokap gue langsung ke toko olahraga sebelum latihan. Di toko itu bokap gue ngebeliin raket. Raket pertama yang gue pake adalah Tronex yang seharga Rp.70.000. Sepatu pertama yang gue pake adalah sepatu sekolah yang merknya Carvil tanpa tali tapi disertai magnet yang mengikat kaki gue.
            Pengalaman gue pertama kali jadi atlit bulutangkis diawali dengan pemanasan lari lima putaran empat lapangan bulutangkis. Setelah itu, gue disuruh senam. Di awal latihan itu juga gue baru tau yang namanya Gema yang berasal dari tembok yang ada di gedung besar itu.
            Paling pertama gerakan yang diajarin sama pelatih gue adalah Smash. Sebelum melakukan gerakannya, gue diajarin sikap sebelum melakukan pukulan Smash. Tangan kanan ke atas menyerong 45ยบ dengan menggunakan raket, tangan kiri ke atas seakan-akan menerka shuttlecock ke kanan. By the way gue mau cerita, atau mau membuat panduan tentang bulutangkis ya? Detail banget ngejelasinnya.
            Okelah gue tinggalin maslah gerakan tadi. Awal-awal gue latihan, ada yang bilang gue tuh bogel, item, dekil and the kummel, dan masih banyak lagi deh perkataan yang ngebuat sakit hati. Menghadapi perkataan-perkataan itu gue cuma bisa bersabar, soalnya gue belum bisa apa-apa. “Lihat aja nanti kalo gue udah bisa ngalahin anak-anak lo pada, bakal tau lo betapa sakitnya gue” dendam gue.
            Gue berlatih dan berlatih terus diriingi nasehat dan latihan tambahan dari bokap. Pada saat pelatih gue ultah, ada pertandingan antar atlit yang ada di Club itu. Dendam yang gue simpan selama dua tahun, terbayar sudah. Dalam pertandingan yang diadakan pelatih gue, gue menjuarai pertandingan itu.
Jika kita dendam kepada seseorang, janganlah kita melakukan pembalasan itu dengan melakukan kembali apa yang orang lain lakukan. Jadikan dendam itu sebagai sebagai lecutan diri kita dalam meraih prestasi, agar dendam kita menjadi positif.

Kutipan: Dicky Firmansyah

            Setelah gue menyabet juara 1. Kata-kata yang dulu seperti: Bogel, kuntet, dekil and the kumel udah ga gue denger lagi. Semua jeripayah gue ga sia-sia. Orang-orang ngatain gue udah ga ngata-ngatain gue lagi.
            Setiap keberhasilan pasti ada pengorbanan. Pengorbanan yang gue lakukan tidaklah sedikit dan banyak juga yang harus gue relakan. Dari waktu, tenaga, sampai pikiran harus gue kuras demi mewujudkan itu semua. Sekaligus motivasi dan dorongan moril yang ga henti-hentinya dari bokap gue.
            Pikirkanlah Sejenak.
            Orang-orang yang yang memiliki kekurangan aja bisa sukses dan meraih apa yang dia cita-citakan seperti Nick Vujicic. Dia tak punya tangan dan kaki. Tapi dia bisa melakukan akitfitas yang biasa orang normal lakukan. Itu semua perlu latihan, latihan, dan latihan. Dengan latihan itu semuanya akan menjadi mudah. Learning by doing, guys. Contoh lain dari Hee Ah Lee dari korea. Pianis terkenal yang memainkan instrument music yang berjudul Fantasie Impromptu  karya Frederic Chopin yang terkenal rumit dan cepat itu hanya dimainkan dengan empat jari. Luar biasa sekali bukan? Latihlah diri lo supaya lo mampu mengguncang dunia. Ubahlah kekurangan loe itu menjadi sebuah kelebihan lo, guys. Kita bisa kalo kita menniatkannya dengan sungguh-sungguh.
            Berusaha dan berdoa, itulah yang harus kita jalani untuk meraih kesuksesan. Tapi jangan lupa, minta restu dan ridho dari orang tua. Karena doa orang tua sangat ampuh dan cepat dikabulkan oleh Tuhan, apalagi untuk anaknya sendiri.
            Alhamdulillah, gue sekarang udah menyabet gelar juara 3 O2SN Tingkat DKI Jakarta. Walaupun itu hanya O2SN, gue senang bisa membahagiakan kedua orang tua gue. Maaf banget ya kalo gue terkesan sombong atau membanggakan diri sendiri. Gue cuma ingin kalian ga cepet putus asa dan cepat menyerah kepada suatu hal yang harusnya kalian mampu untuk menghadapinya.
            Ingat ya, guys. Tuhan memberikan cobaan kepada hamba-hambaNya, tidak melebihi dari kemampuan  yang dimiliki hamba-hambaNya. Tuhan itu adil. Sebenarnya, kalo kalian niat, semua yang kita mau akan tercapai.
Jika kita melakukan sesuatu, janganlah kita memikirkan hasilnya. Tapi kuatkan dulu niatnya.

-Hitam Putih-