Monday, December 30, 2013

Filosofi Dua Roda

Orang tua manapun tidak mau melihat anaknya sengsara, menderita, terluka, tersiksa, dan gagal dalam kehidupan. Hampir semua orang tua di muka bumi ini, menyayangi anak-anaknya. Mengapa saya mengatakan hampir? Mengapa tidak semuanya? Ada beberapa orang tua yang sadis membuang anaknya di selokan, menjual anaknya, menyiksa anaknya, hingga membunuh anaknya sendiri. Mungkin ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang tidak mencukupi bagi kebutuhan anaknya, sehingga mereka tanpa berpikir panjang untuk memusnahkan anaknya dari muka bumi. Namun itu hanya sedikit sekali jumlahnya. Tapi kita lihat kebanyakan orang tua di muka bumi ini, menyayangi anaknya, mengasihi anaknya dengan penuh cinta dan ketulusan.

Roda yang kita ketahui pada sepeda motor, rata-rata memiliki dua roda. Yang satu ada di depan, dan yang satu lagi ada di belakang. Roda yang berada di depan sebagai kemudi dari sepeda motor tersebut. Dan roda belakang sebagai penggeraknya. Lalu apa hubungannya dengan orang tua?

Anak adalah titipan yang diberikan oleh Tuhan kepada orang tua. Orang tua sangat berperan dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dari anaknya. Roda depan diibaratkan orang tua yang mengarahkan anaknya untuk ke arah yang lebih baik. Dan roda belakang dianalogikan seorang anak yang menjalani aktifitasnya sehari-hari. Jika keduanya saling bekerja dengan baik, hasilnya akan menjadi buah manis yaitu keberhasilan dan kesuksesan. Sebaliknya, jika salah satu atau keduanya tidak bekerja dengan baik, maka kesulitan akan selalu mengiringi kehidupan keduanya. Dari penjabaran tersebut, kita dapat mempelajari apa arti dari sebuah kerja sama antara anak dan orang tuanya. 


Dalam hal ini, komunikasi sangat penting bagi orang tua dan anaknya. Komunikasi sangat berperan ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi apa yang ia mau, dan ketika sang anak ingin berbagi cerita atau curahan hati (curhat) kepada orang tuanya. Komunikasi ini harus dibangun dengan baik dan utuh agar tidak terjadi miss communication (kesalahpahaman).

No comments:

Post a Comment