Friday, April 19, 2013

Dendam Positif


Pada 28 Agustus 2005, tepat 1 hari setelah ulang tahun gue. Bokap ngajak gue ke gedung olahraga yang ada di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Maksud dari kedatangan gue dan bokap gue ke GOR itu adalah survey kegiatan PB GRKC. Tujuannya untuk mendaftarkan gue ke Club bulutangkis itu. Gue ngeliatin anak-anak yang udah masuk di situ jago banget. Sampe-sampe gue melongo ngeliatinnya.
            Seminggu kemudian gue dimasukin ke PB GRKC. Gue sama bokap gue langsung ke toko olahraga sebelum latihan. Di toko itu bokap gue ngebeliin raket. Raket pertama yang gue pake adalah Tronex yang seharga Rp.70.000. Sepatu pertama yang gue pake adalah sepatu sekolah yang merknya Carvil tanpa tali tapi disertai magnet yang mengikat kaki gue.
            Pengalaman gue pertama kali jadi atlit bulutangkis diawali dengan pemanasan lari lima putaran empat lapangan bulutangkis. Setelah itu, gue disuruh senam. Di awal latihan itu juga gue baru tau yang namanya Gema yang berasal dari tembok yang ada di gedung besar itu.
            Paling pertama gerakan yang diajarin sama pelatih gue adalah Smash. Sebelum melakukan gerakannya, gue diajarin sikap sebelum melakukan pukulan Smash. Tangan kanan ke atas menyerong 45ยบ dengan menggunakan raket, tangan kiri ke atas seakan-akan menerka shuttlecock ke kanan. By the way gue mau cerita, atau mau membuat panduan tentang bulutangkis ya? Detail banget ngejelasinnya.
            Okelah gue tinggalin maslah gerakan tadi. Awal-awal gue latihan, ada yang bilang gue tuh bogel, item, dekil and the kummel, dan masih banyak lagi deh perkataan yang ngebuat sakit hati. Menghadapi perkataan-perkataan itu gue cuma bisa bersabar, soalnya gue belum bisa apa-apa. “Lihat aja nanti kalo gue udah bisa ngalahin anak-anak lo pada, bakal tau lo betapa sakitnya gue” dendam gue.
            Gue berlatih dan berlatih terus diriingi nasehat dan latihan tambahan dari bokap. Pada saat pelatih gue ultah, ada pertandingan antar atlit yang ada di Club itu. Dendam yang gue simpan selama dua tahun, terbayar sudah. Dalam pertandingan yang diadakan pelatih gue, gue menjuarai pertandingan itu.
Jika kita dendam kepada seseorang, janganlah kita melakukan pembalasan itu dengan melakukan kembali apa yang orang lain lakukan. Jadikan dendam itu sebagai sebagai lecutan diri kita dalam meraih prestasi, agar dendam kita menjadi positif.

Kutipan: Dicky Firmansyah

            Setelah gue menyabet juara 1. Kata-kata yang dulu seperti: Bogel, kuntet, dekil and the kumel udah ga gue denger lagi. Semua jeripayah gue ga sia-sia. Orang-orang ngatain gue udah ga ngata-ngatain gue lagi.
            Setiap keberhasilan pasti ada pengorbanan. Pengorbanan yang gue lakukan tidaklah sedikit dan banyak juga yang harus gue relakan. Dari waktu, tenaga, sampai pikiran harus gue kuras demi mewujudkan itu semua. Sekaligus motivasi dan dorongan moril yang ga henti-hentinya dari bokap gue.
            Pikirkanlah Sejenak.
            Orang-orang yang yang memiliki kekurangan aja bisa sukses dan meraih apa yang dia cita-citakan seperti Nick Vujicic. Dia tak punya tangan dan kaki. Tapi dia bisa melakukan akitfitas yang biasa orang normal lakukan. Itu semua perlu latihan, latihan, dan latihan. Dengan latihan itu semuanya akan menjadi mudah. Learning by doing, guys. Contoh lain dari Hee Ah Lee dari korea. Pianis terkenal yang memainkan instrument music yang berjudul Fantasie Impromptu  karya Frederic Chopin yang terkenal rumit dan cepat itu hanya dimainkan dengan empat jari. Luar biasa sekali bukan? Latihlah diri lo supaya lo mampu mengguncang dunia. Ubahlah kekurangan loe itu menjadi sebuah kelebihan lo, guys. Kita bisa kalo kita menniatkannya dengan sungguh-sungguh.
            Berusaha dan berdoa, itulah yang harus kita jalani untuk meraih kesuksesan. Tapi jangan lupa, minta restu dan ridho dari orang tua. Karena doa orang tua sangat ampuh dan cepat dikabulkan oleh Tuhan, apalagi untuk anaknya sendiri.
            Alhamdulillah, gue sekarang udah menyabet gelar juara 3 O2SN Tingkat DKI Jakarta. Walaupun itu hanya O2SN, gue senang bisa membahagiakan kedua orang tua gue. Maaf banget ya kalo gue terkesan sombong atau membanggakan diri sendiri. Gue cuma ingin kalian ga cepet putus asa dan cepat menyerah kepada suatu hal yang harusnya kalian mampu untuk menghadapinya.
            Ingat ya, guys. Tuhan memberikan cobaan kepada hamba-hambaNya, tidak melebihi dari kemampuan  yang dimiliki hamba-hambaNya. Tuhan itu adil. Sebenarnya, kalo kalian niat, semua yang kita mau akan tercapai.
Jika kita melakukan sesuatu, janganlah kita memikirkan hasilnya. Tapi kuatkan dulu niatnya.

-Hitam Putih-

No comments:

Post a Comment