Masa-masa sebelum Ujian Nasional ada acara Istighozah yang diselenggarakan sekolah gue. Tujuannya supaya siswa-siswi yang ada di sekolah gue mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan soal. Tepat di hari Jum'at acara itu diselenggarakan.
Gue, Arif, Ryan, dan Sandi berangkat ke sekolah bareng. Kita sengaja melambatkan diri supaya ga terlalu lama untuk beristighozah. Soalnya, kalo doa bersama gitu lama banget dan bikin gue bete.
Mungkin ini tulah atau semacamnya, Allah mengirimkan cobaan untuk kita melalui seorang pria. Waktu kita berangkat dan melewati kantor kecamatan, kita melihat orang tua yang sangat menyeramkan. Dengan membawa tongkat di tangannya dan juga jenggot yang lebat menutupi seluruh mulutnya. Gue heran ketika Arif dan Sandi ketawa-ketawa kecil melihat pria tersebut. Gue ga ngerti sama sekali apa yang mereka tertawakan. Ketika pria itu mendekati gue sambil berjalan, pria itu menonjok bokong gue lalu gue respon "Bukan saya pak yang ngataian bapak" dengan wajah yang ketakutan. Tanpa ada kata, dia mengorok seperti seekor babi "Ngrooookkk". Gue langsung ngibrit ngikutin kawan gue yang udah duluan sampe pangkalan mobil angkutan.
Arif memulai pembicaraan di dalam angkot "Dik, lo ga tau tadi siapa?" Tanya Arif dengan nafas terengah-engah karena kelelahan setelah lari dari orang tua tersebut. "Gue ga tau, rip. Emang dia itu siapa?" Gue tanya balik Arif dengan heran. "Itu Mandak kan, rip?" Tanya Sandi. "Ya san" jawab Arif. "Oh, yang lu bilang Mandak-mandak itu dia?" Tanya gue. "Ya dik. Lagian lu kayak orang bego. Orang gila lu ajakin ngobrol" kata Arif sambil ketawa. "Hahaha Anjiir. Lu ga ngomong sih kalo itu Mandak. Kalo gue tau itu si Mandak, gue bakal lari duluan, rip" kata gue sambil ngeliatin orang gila yang tadi nonjok gue menyebrang jalan.
Hal ini membuat gue trauma setiap kali gue melewati daerah itu untuk lari sore sekaligus berangkat sekolah. Karena itu adalah satu-satunya akses jalan tercepat dan terdekat untuk nyampe pangkalan angkot. Setiap gue lewat situ, gue selalu mempercepat langkah gue. Dengan harapan ga bertemu Mandak lagi.
No comments:
Post a Comment