Friday, May 10, 2013

Kisah seorang bintang sekolah Part 3

"Waduh, sorry banget Bay. Gue lagi tidur siang, eh lo dateng. Ini siapa, Bay?" Kata Fredy, pemilik kamar apartemen itu. "Oh, ini Ardi. Dia kawan satu kampus gue" jawab Bayu. "Oh iya lo pada mau minum apa? Nanti gue bikinin" kata Fredy sambil jalan menuju dapur. "Gue air dingin aja bang. Lo mau minum apa, Ar?" Tanya Bayu kepada Ardi. "Gue air dingin aja lah sama kayak lo" jawab Ardi.

"Oh iya, lo tunggu sini, Ar. Gue mau ngomong dulu ke bang Fredy" ucap Ardi mengangkat tubuhnya dari sofa. "Ya udah terserah lo" jawab Ardi dengan polos. Setelah sampai di dapur, Bayu berbisik ke Fredy "Bang, gue ngajak dia ke sini untuk dijadiin pengedar kelas kakap kayak lo. Lo setuju ga?". "Ya gue sih setuju aja, tapi harus di test dulu. Nanti keluar dapur gue bawain ekstasi deh buat dia" jawab Fredy.

Setelah berbincang-bincang, mereka berdua keluar membawa tiga gelas air dingin dan satu kantung plastik pil ekstasi. "Waduh... jadi ngerepotin nih bang. Makasih ya" ucap Ardi. "Iya, woles aja sama gue. Oh iya nih, gue punya suplemen nih buat lo. Lo cobain dah, lo pasti langsung suka deh sama tuh suplemen" sahut Fredy sambil memberikan kantung plastiknya ke Ardi. Dengan polosnya Ardi langsung meminum obat-obatan yang haram itu. "Gue coba ya bang" kata Ardi.

Ardi meminum obat-obatan terlarang itu tanpa curiga sedikit pun. Beberapa saat setelah Ardi meminum obat yang dianggap suplemen tersebut, Ardi merasakan hal yang beda pada pikirannya. Kepala Ardi bagaikan melayang melintasi cakrawala, badannya pun merasa lemah dan akhirnya terjatuh di sofa yang ia duduki.

Monday, May 6, 2013

Kisah bintang sekolah part 2

"Ardi, tunggu dulu dong" suara yang terdengar dari kejauhan. "Ya, ada apa, vir?" tanya Ardi dengan wajah yang elok dipandang. Dengan tergesa-gesa dan rasa malu, akhirnya Vira menyatakan perasaannya "Lo ga peka banget sih. Selama ini tuh gue suka sama lo. Tapi kenapa lo ga pernah peka?" Ucap Vira. "Bukannya gue ga peka, vir. Gue tuh mau fokus sama impian gue. Gue ga mau impian gue hilang dan tenggelam dengan cinta" jawab Ardi menolak. "Bukalah sedikit hati lo untuk gue. Gue capek nungguin lo untuk dateng dan bilang cinta ke gue" kata Vira dengan air mata yang membasahi pipinya. "Maaf ya, vir. Gue beneran ga bisa nerima lo" ucap Ardi sambil meninggalkan Vira.

Satu bulan kemudian Ardi memulai kegiatan bersama teman-teman barunya di UNJ. Selama di SMA, dia jarang sekali bergaul. Dia tidak tau mana teman yang baik atau yang buruk. Di perguruan tinggi itu, ia berteman baik dengan Bayu. Ardi dan Bayu memiliki jalur yang sama, yaitu Bahasa dan sastra Indonesia. Namun, Ardi belum mengetahui betul watak Bayu seperti apa.

Ketika mata kuliah sudah selesai, mereka meninggalkan kampus dan menuju ke sebuah apartement di bilangan Jakarta Pusat. Setelah memakan waktu 1 jam, mereka sampai di depan ruangan apartemen yang pintunya masih tertutup. "Bang, ini gue Bayu sama kawan gue" teriak Bayu di depan ruangan itu. "Bay, apa-apaan sih lo. Ini tuh apartemen, bukannya hutan. Loe seenaknya aja teriak, kalo yg lain terganggu gimana?" Bisik Ardi. "Alah.... peduli amat sama tetangga" ucap Bayu tidak peduli.

Lima menit kemudian, seorang pria keluar dari ruangan yang ditunggu Ardi dan Bayu. Lalu, pria itu mempersilahkan Ardi dan Bayu untuk masuk ke apartemennya.

Kisah bintang sekolah part 1

Tepat di depan layar monitor, dan diselimuti dengan cahaya lampu yang tergantung di kamar, seorang anak remaja yang bernama Ardiansyah Bakti teriak-teriak kegirangan. Kesengan yang ia dapati dari pengumuman kelulusan Ujian Nasional yang di posting ke internet. Terpampang jelas nama Ardiansyah Bakti lulus Ujian Nasional dengan perolehan nem 59.85. Nilai yang sangat fantastis itu tidak semerta-merta keberuntungan belaka. Belajar dan belajar, itulah yang ia jalani untuk mendapatkan nilai yang fantastis itu.

Ardi lalu keluar kamar dan memberitahukan kepada ibunya. "Bu, aku lulus" ucapan Ardi yang membuat ibunya menangis haru. "Alhamdulillah, doa ibu selama ini diwujudkan gusti Allah" kata ibu sambil merangkul buah hatinya. "Andai saja ayah ada di sini ya, bu. Ayah akan senang mendengarnya" hati Ardi berbicara.

Ardi adalah seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika percobaan penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100, yang menabrak tebing di Gunung Salak, Bogor. Semenjak kepergian ayahnya, dia hanya tinggal dengan ibunya yang berprofesi sebagai Guru SMP di bilangan Jakarta Timur.

Impian Ardi untuk mendapatkan nilai yang fantastis, sudah tercapai. Target selanjutnya, Ardi ingin masuk ke Universitas Jakarta (UNJ). Dengan nilai yang demikian, Ardi masuk UNJ tanpa tes dan memilih Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Impiannya sebagai ahli Bahasa Indonesia yang mengantarkan ia untuk memilih jurusan tersebut.

Dalam pergaulan, Ardi memang dikenal sebagai 'Kutu Buku'. Dia jarang sekali bermain dengan teman-teman sebayanya. Ketika ada tugas kelompok yang memaksakan dia untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Dalam urusan percintaan pun demikian. Walaupun dia seorang yang rupawan, dia tidak ingin ada seorang wanita kecuali ibu dan guru-gurunya, mengganggu konsentrasi belajarnya. Ketika Ardi menjelang pulang, seorang wanita menghampirinya. Wanita itu adalah Vira. Gadis cantik sekaligus sampul majalah Remaja. Vira mengutarakan perasaanya kepada Ardi.