Saturday, November 22, 2014

Pra Kerja VS Pasca Kerja


Kerja, kerja, dan kerja. Itulah impian gua dari awal SMA. Entah apa yang ada di benak gua, gua pengen banget yang namanya kerja dan menikmati hasil dari keringet gua sendiri (menjijikan banget ya gua?). Tiap kali gua melihat orang-orang yang udah kerja, bawaannya iri melulu. Bisa makan dimanapun yang ia sukai dan punya banyak relasi yang buat tiap harinya memiliki warna. Disamping itu juga, gua waktu itu udah kepikiran tentang ‘Mandiri’ (mungkin pengen bikin rekening kali), bukan itu maksudnya, tapi Mandiri dalam segala hal. Contohnya, gua ingin pacaran dengan uang hasil kerja gua sendiri dang a merepotkan orang tua pastinya. Ketika waktu gua di SMA, itu adalah kebanggaan tersendiri.

Sebelum gua kerja, pola pikir dan pola hidup gua beda banget dengan sekarang. Masa-masa SMA begitu sangat menyenangkan dan penuh kesan. Selama SMA pun gua selalu bersyukur apa yang udah Allah kasih untuk gua. Dan Allah pun memberikan yang terbaik buat gua. Mengukir prestasi di SMA membuat gua semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Disamping cerita yang menyenangkan, ada juga cerita duka yang gua alami di SMA. Di kelas 10 (1 SMA) hape gua pernah disita sama guru matematika, padahal hape itu cuma gua liat jamnya doang. Gua juga pernah dimusuhin sama satu kelas gara-gara udah dua kali ga menyampaikan amanah dari guru geografi dan guru kimia. Tapi ga lama, udah baikan lagi. Next kelas 11, gua menjadi bahan ejekan dan celaan terhina di kelas gua, tapi itu membuat semakin kuat menghadapi semua celaan yang orang lain kasih terhadap gua.  Di kelas 12, gua pernah diPHPin (itu sih menurut opini kawan-kawan gua, tapi gua ga merasakan itu, soalnya yang gua terima adalah sebuah penolakan dari seorang cewek yang gua suka pada saat itu. Hal itu juga yang membuat gua semakin terlatih patah hati.

  • Pola hidup pra kerja sepanjang weekdays. 
Dari bangun tidur, gua sholat shubuh terlebih dahulu sebelum mandi (sholat gua diterima ga ya sama Allah, jorok banget sumpah). Setelah sholat, gua nyuci panci yang sebelumnya dipake buat masak nasi uduk (karena orang tua gua pedagang nasi uduk). Setelah nyuci panci, gua sarapan pagi sambil dengerin gosip-gosip artis yang lagi panas-panasnya (udah jorok, jiwa gua udah kayak emak-emak komplek yang tiap pagi mantengin gosip-gosip artis). Selesai sarapan, baru gua mandi, pake baju, dan berangkat ke sekolah (alasan mengapa gua mandi setelah sarapan adalah menghangatkan tubuh dulu sebelum kena air pagi yang dingin karena hawa malam). Sepulang sekolah, di rumah gua udah disambut bokap buat fisik (senin, rabu, dan jum'at) atau disambut untuk pergi latihan bulutangkis di ujung menteng (selasa dan kamis). Seteleh lelah di sekolah menghadapi guru-guru yang killer, gua melanjutkannya dengan olahraga keras yang harus gua jalani setiap hari (tapi gua tetep bersyukur karena waktu itu perut gua ga sebuncit sekarang). Setelah pulang dari latihan, gua mandi dan bantuin bokap untuk bungkusin kerupuk untuk pelanggan-pelanggan di keesokan harinya, makan malam, daaannnn tidur
  • Pola hidup pra kerja sepanjang weekend. 
Dari awal lagi ya, bangun tidur, tidur llagi, bangun untuk makan siang, tidur lagi, bangun lagi untuk mandi dan makan malam, and then turu maning. Selesai.
 
Udah tau kan pola hidup gua sebelum kerja kayak apa? Yaps.... Berantakan banget kayak orangnya.
Next, kita lanjut pola hidup gua sesudah kerja, tapi kayaknya lo ga senneng deh baca kelanjutannya, nanti aje ye, kalo gua udah dapet pacar baru, baru gua tulis lagi di blog biar ada goresan-goresan romantis nantinya. See you, guys... Bye... Mmmmuuuuuaaacchhh
 
 

KEBAHAGIAAN SEJATI



Lama juga ya, gua ga menggoreskan tinta-tinta kecil di Blog ini. Maklumin aja ya, sekarang masa-masa peralihan dari pelajar senior menjadi karyawan junior. Gua bersyukur banget kepada Allah berkat hidayah dan karuniaNya gua diterima kerja di Koperasi Pegawai Maritim yang bertugas di Pelabuhan Indonesia 2. Pasca perpisahan SMA, gua mencari ilmu lagi di tempat lain, yaitu di Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Utara. Instansi tersebut dibawah naungan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dan fungsinya adalah mengembangkan minat masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan. Oke deh, ga perlu lama lagi untuk baca tulisan gua yang bertemakan ‘Kebahagiaan’. Check it out!

Bahagia, ya, inilah yang dicari semua orang. Bahagia adalah rasa yang dimiliki setiap manusia ketika mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Benar kan? Bahagia, memiliki banyak ragam dan macamnya, Berikut adalah dua macam Bahagia yang saya ketahui:

1.     Bahagia di atas penderitaan orang lain.
Bahagia banyak juga yang disalahgunakan demi kepentingan pribadi tanpa menghiraukan kepentingan orang lain. Pernah dengar kan kata-kata ‘Bahagia di atas penderitaan orang lain’ yaps, ini bahagia yang negatif banget dan sifatnya merusak persatuan antar umat manusia. Mengapa merusak? Karena ketika seseorang yang terlukai lahir ataupun batinnya, tidak menutup kemungkinan akan balas dendam kepada orang yang sudah melukainya. Dendam itu adalah awal kehancuran dari segala kehancuran. Jika ada seseorang yang dendam, ia akan melakukan apapun demi terbalaskan lukanya terhadap orang yang melakuinya. Kalo udah kaya gitu, kalian tau dong ujung dari ceritanya bagaimana. Perang.Lho kok sampai-sampai ke peristiwa Perang? Ini dia alur setelah ‘Bahagia di atas penderitaan orang lain’.
Text Box: Bahagia di atas penderitaan orang lain → Dendam → Saling tidak mengakui kesalahan → Saling tidak percaya → Terjadilah Perang
Alasan gua mengapa memulai dengan yang negatif, supaya kalian terhindar dari sifat yang dapat merusak ukhuwah maupun akidah ini. Jadi, kalo mau bahagia, ya jangan sampai merugikan orang lain, make your happiness more helpful, guys.

2.     Bahagia dunia dan akhirat.

Bahagia yang selalu mengundang orang lain dengan berlandaskan agama,ya, biasa disebut dengan bahagia dunia dan akhirat. Kayak lagunya Rita Sugiarto ya, Pacar dunia akhirat. Yaps, untuk yang ini, gua terinspirasi dari lagu beliau, karena gua ngefans banget sama dia. Balik lagi ke bahagia dnia dan akhirat, inilah kebahagiaan yang seutuhnya atau kebahagiaan sejati,. Lho kok bisa? Bisa dan sudah jelas, siapa sih yang ga mau bahagia di dunia maupun di akhirat?  Pasti semuanya mau.
Bahagia yang satu ini penuh perjuangan dan doa untuk mencapainya. Hanya orang-orang yang niatnya kuat untuk mencapi ini. Berani menajalani hidup dan berlandaskan agama di setiap kegiataannya. Jika mendapatkan ujian, ia akan berlapang dada dan mensyukuri ujian yang datang itu seperti halnya rezeki yang ia terima. Seperti menerapkan ilmu tekanan pada subjek fisika, tekanan akan menjadi semakin rendah apabila penopang dari beban itu semakin luas.
Hidup akan menjadi jauh lebih berharga apabila kita menebarkan kebahagiaan pada orang lain. Dekati hal positif dan pelajari hal-hal negatifnya agar kita tak terjerumus ke dalamnya.
Oke, guys. Jadi lu makin ngerti dong apa artinya bahagia? Bahagia ga Cuma datang dari Cinta, Harta, atapun Tahta. Tapi kebahagiaan itu kita dapat membentuknya sendiri. Bahkan lo bisa mengajak orang lain untuk merasakan kebahagiaan yang sama dengan kebahagiaan lo. But, you must remember, with Positive way!

Wednesday, November 19, 2014

Dunia Tak Bertuan

Teknologi kian berkembang semakin pesat. Mulai dari yang sangat sederhana, hingga sampai yang sangat canggih. Semakin hari manusia tanpa sadar sudah mengandalkan teknologi sebagai ketergantungan. Sulit rasanya melepaskan teknologi dari kehidupan manusia. Setiap langkah kita, selalu diiringi oleh teknologi, baik itu berukuran kecil, maupun berukuran besar. Tak bisa dipungkiri, kecerdasan manusia dalam menciptakan teknologi ternyata berdampak besar dan mampu menurunkan moral manusia sendiri.

Dari sudut pandang ilmu sains, teknologi memang sangat mampu meningkatkan derajat seseorang karena teknologi mampu mempermudah pekerjaan orang tersebut. Di samping itu, teknologi juga sebagai pencapaian seseorang dari hasil jerih payahnya. Contohnya, ketika seorang yang baru diterima kerja, orang tersebut memiliki target untuk memiliki suatu barang yaitu ponsel cerdas, orang tersebut mengumpulkan sedikit demi sedikit uang dari gajinya tiap bulan.